MATA AIR BOGOWONTO

Rasakan kesegarannya

CURUG MANGKU

Derasnya terasa broo..

WISATA NAMU-NAMU

Pesonanya bikin tambah penasaran

DESA KLOWOH

Patut anda dan keluarga anada kunjungi

PUTIH

bening

Jumat, 17 Oktober 2014

Bogowonto


MATA AIR BOGOWONTO
Mata air sungai Bogowonto merupakan sumber mata air minum masyarakat Klowoh. Mata air ini ditemukan oleh warga Dusun Klowoh ratusan tahun silam dan dimanfaatkan sebagai satu satunya sumber air minum bagi warga setempat. Lokasi mata air sungai Bogowonto terletak  di sebelah timur Dusun Klowoh dibawah gunung/hutan Namu-namu yang berjarak ± 2 km dari Dusun Klowoh. Mata air sungai Bogowonto sampai saat masih terjaga dan dilestarikan oleh warga masyarakat.  
Oleh warga sekitar mata air Sungai Bogowonto dipercaya sebagai tempat yang dikeramatkan karena ada kepercayaan bahwa siapa yang mandi di Sungai Bogowonto akan terkabul apa yang menjadi cita-citanya. Sehingga tempat tersebut sebagai tempat pemandian bagi warga yang percaya. Dan menurut cerita bahwa pada tahun 1962 Bapak Soekarno Presiden RI pertama pernah mandi di Mata air Sungai Bogowonto.

Untuk itu, bagi anda yang penasaran dengan sumber mata air Bogowonto. Langsung saja datang dan saksikan sendiri sumber mata air yang pernah di datangi oleh presiden RI pertama Ir. Soekarno.

Selasa, 14 Oktober 2014

Sejarah Curug Mangku

Curug Mangku

      Curug Mangku merupakan air terjun yang berasal dari sungai Bogowonto yang terletak di sebelah timur Dusun Klowoh yang berjarak + 1,5 km . Disebut Curug Mangku karena secara geografis air terjun tersebut terdiri dari dua tingkatan (dalam bahasa Jawa disebut “mangku”). Sehingga secara turun temurun masyarakat setempat menyebutnya dengan nama Curug Mangku. Di Curug Mangku ada dua air terjun yang merupakan hulu Sungai Bogowonto.
Selain keindahan dan panorama alam yang masih alami menurut cerita konon dahulu air terjun tersebut pernah digunakan untuk mandi dan bertapa oleh seorang pertapa yang bernama Kyai Mangku. Dalam pertapaan tersebut Kyai Mangku ingin awet muda dan sakti mandraguna. Sehingga sampai sekarang ada opini masyarakat bahwa siapa yang mandi di Curug Mangku akan awet muda.
      Nah, sekarang untuk basah-bsahan tak harus di water park. Sesekali anda harus mencoba asyiknya bermain di air terjun. Di curug mangku, kita akan disuguhi menikmati udara segar yang diiringi merdunya gemercik air. Bukan sekedar air terjun, tetapi air terjun disini mempunyai dua tingkatan, ini yang membuat curug mangku ini sangat unik. Sesuai dengan asal namanya, mangku dari bahasa jawa yang berarti tingkatan.
      Alam yang masih alami menambah pesona air terjun ini. Diloksi, akan Nampak bebatuan yang bertebaran disetiap sudut. Warna air disini sangat jernih, tanpa ada kotoran dan sampah yang menggangu pemandangan.

      Nah, sekarang untuk basah-bsahan tak harus di water park. Sesekali anda harus mencoba asyiknya bermain di air terjun. Di curug mangku, kita akan disuguhi menikmati udara segar yang diiringi merdunya gemercik air. Bukan sekedar air terjun, tetapi air terjun disini mempunyai dua tingkatan, ini yang membuat curug mangku ini sangat unik. Sesuai dengan asal namanya, mangku dari bahasa jawa yang berarti tingkatan.
      Alam yang masih alami menambah pesona air terjun ini. Diloksi, akan Nampak bebatuan yang bertebaran disetiap sudut. Warna air disini sangat jernih, tanpa ada kotoran dan sampah yang menggangu pemandangan. 


Wisata Namu-namu

HUTAN NAMU-NAMU
“ Pesona dibalik punden Namu-namu”
               Punden Gunung Namu-Namu terletak kurang lebih 2 kilo meter sebelah timur dari Dusun Klowoh  Desa Kwadungan Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo ,berada di lereng Gunung Sumbing.  Luas Punden Gunung Namu-Namu kurang lebih 1,5 hektar dan tanahnya adalah tanah milik desa Kwadungan atau tanah Gege ( Tanah Kas Desa ). Dan merupakan hutan belantara ( hutan lindung ).
P                  Pada awal abad 18 ada anak buah Pangeran Diponegoro yang bertapa di Gunung Namu-Namu. Anak buah Pangeran Diponegoro tersebut dikenal dengan nama Kyai Sewot,yang merupakan cikal bakal penduduk dusun Klowoh. Namu-namu adalah sebuah hutan belantara yang belum terjamah oleh manusia dan masih alami. Sejak saat itu hutan Namu-Namu dipercaya sebagai “Punden “ ( tempat yang dikeramatkan ) oleh masyarakat setempat. Yang konon dihuni oleh beberapa mahluk ghoib. Sepeninggal petapa tersebut masyarakat setempat dan sekitarnya banyak yang memohon berkah ( bertafakur / berdo’a ) ditempat tersebut.Untuk menjaga kebersihan tempat tersebut maka oleh masyarakat setempat setiap bulan Sapar (bulan Jawa ) atau bulan Shofar tahun Hijriyah, masyarakat mengadakan upacara di petilasan tersebut. Upacara diawali dengan membersihkan ilalang dan rerumputan disekitar “Punden Gunung Namu-Namu” dan dilanjutkan dengan acara tari taub. Kegiatan tersebut berlangsung secara turun-temurun hingga sekarang dan terkenal dengan sebutan  Merdi Desa.
                 Untuk itu bagi anda yang mengaku penggemar wisata alam, harus menjelajahi hutan adat Namu-namu ini. Selain, menawarkan sensasi kembali kealam yang kental anda juga akan disuguhi hutan yang terjaga keutuhan dan kelestariannya, karena ini sudah menajdi komitmen masyarakat desa Kwadungan untuk mengelola hutan ini dengan baik. Dengan jelajah hutan Namu-namu, anda juga bisa belajar tentang berbagai jenis pepohonan dan berolahraga. Sehat, cerdas dan refresh.