Selasa, 14 Oktober 2014

Wisata Namu-namu

HUTAN NAMU-NAMU
“ Pesona dibalik punden Namu-namu”
               Punden Gunung Namu-Namu terletak kurang lebih 2 kilo meter sebelah timur dari Dusun Klowoh  Desa Kwadungan Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo ,berada di lereng Gunung Sumbing.  Luas Punden Gunung Namu-Namu kurang lebih 1,5 hektar dan tanahnya adalah tanah milik desa Kwadungan atau tanah Gege ( Tanah Kas Desa ). Dan merupakan hutan belantara ( hutan lindung ).
P                  Pada awal abad 18 ada anak buah Pangeran Diponegoro yang bertapa di Gunung Namu-Namu. Anak buah Pangeran Diponegoro tersebut dikenal dengan nama Kyai Sewot,yang merupakan cikal bakal penduduk dusun Klowoh. Namu-namu adalah sebuah hutan belantara yang belum terjamah oleh manusia dan masih alami. Sejak saat itu hutan Namu-Namu dipercaya sebagai “Punden “ ( tempat yang dikeramatkan ) oleh masyarakat setempat. Yang konon dihuni oleh beberapa mahluk ghoib. Sepeninggal petapa tersebut masyarakat setempat dan sekitarnya banyak yang memohon berkah ( bertafakur / berdo’a ) ditempat tersebut.Untuk menjaga kebersihan tempat tersebut maka oleh masyarakat setempat setiap bulan Sapar (bulan Jawa ) atau bulan Shofar tahun Hijriyah, masyarakat mengadakan upacara di petilasan tersebut. Upacara diawali dengan membersihkan ilalang dan rerumputan disekitar “Punden Gunung Namu-Namu” dan dilanjutkan dengan acara tari taub. Kegiatan tersebut berlangsung secara turun-temurun hingga sekarang dan terkenal dengan sebutan  Merdi Desa.
                 Untuk itu bagi anda yang mengaku penggemar wisata alam, harus menjelajahi hutan adat Namu-namu ini. Selain, menawarkan sensasi kembali kealam yang kental anda juga akan disuguhi hutan yang terjaga keutuhan dan kelestariannya, karena ini sudah menajdi komitmen masyarakat desa Kwadungan untuk mengelola hutan ini dengan baik. Dengan jelajah hutan Namu-namu, anda juga bisa belajar tentang berbagai jenis pepohonan dan berolahraga. Sehat, cerdas dan refresh.


0 komentar:

Posting Komentar